Profil Desa Suroyudan

Ketahui informasi secara rinci Desa Suroyudan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Suroyudan

Tentang Kami

Profil Desa Suroyudan, Sukoharjo, Wonosobo. Jelajahi desa dengan nama heroik yang bermakna `tanah pejuang`, sebuah pusat pertanian terpadu (padi & salak), yang mencerminkan semangat juang dan ketangguhan masyarakat dalam membangun kesejahteraan.

  • Nama Heroik dan Bersejarah

    Menyandang nama "Suroyudan" yang sarat akan makna kepahlawanan (suro ing yudha atau berani di medan perang), yang kini tercermin dalam semangat kerja dan ketangguhan masyarakat agrarisnya.

  • Sistem Pertanian Terpadu yang Tangguh

    Memiliki sistem pertanian yang seimbang dan tangguh, memadukan persawahan untuk ketahanan pangan dengan perkebunan salak sebagai pilar utama kesejahteraan ekonomi.

  • Semangat Komunitas Pejuang

    Ditandai oleh komunitas yang solid, pekerja keras, dan memiliki semangat juang tinggi, di mana nilai-nilai gotong royong dan pantang menyerah menjadi pilar utama pembangunan desa.

XM Broker

Di perbukitan selatan Kabupaten Wonosobo yang subur, terhampar sebuah desa dengan nama yang gagah dan penuh gema sejarah: Desa Suroyudan. Nama ini, yang berasal dari frasa Jawa suro ing yudha, berarti "berani di medan perang". Namun di masa kini, medan perang masyarakat Suroyudan bukanlah palagan bersenjata, melainkan hamparan ladang dan kebun yang menantang. Desa Suroyudan adalah cerminan dari semangat juang yang bertransformasi menjadi etos kerja agraris, di mana setiap bulir padi dan buah salak yang dihasilkan merupakan buah dari perjuangan, ketekunan dan kerja keras yang diwariskan dari para leluhur.

Menguak Makna Historis Nama Suroyudan

Nama Suroyudan bukan sekadar penanda geografis, melainkan sebuah monumen verbal yang menyimpan kisah tentang keberanian. Menurut narasi yang hidup di tengah masyarakat dan sering diulas di website desa, nama ini diberikan untuk menghormati karakter atau peristiwa heroik di masa lalu. Beberapa versi cerita mengaitkannya dengan seorang tokoh pendiri desa yang dikenal pemberani, sementara versi lain menghubungkannya dengan sebuah lokasi yang pernah menjadi ajang perjuangan pada masa perang kolonial.Apapun asal-usul pastinya, filosofi di balik nama Suroyudan telah meresap ke dalam karakter kolektif warganya. Semangat "pejuang" ini termanifestasi dalam kegigihan mereka mengolah lahan yang berbukit, ketangguhan mereka dalam menghadapi ketidakpastian panen dan harga, serta solidaritas mereka yang kuat dalam menghadapi tantangan bersama. Nama Suroyudan menjadi sumber inspirasi dan pengingat bahwa setiap pencapaian, sekecil apapun, adalah sebuah kemenangan yang diraih melalui perjuangan.

Geografi dan Lansekap Kesuburan

Desa Suroyudan terletak di wilayah Kecamatan Sukoharjo, pada zona ketinggian menengah dengan iklim tropis yang hangat. Kondisi ini sangat mendukung untuk pertumbuhan aneka tanaman pangan dan perkebunan. Topografi wilayahnya berupa perbukitan bergelombang yang subur, dialiri oleh mata air dan sungai-sungai kecil yang menjadi sumber vital bagi irigasi pertanian.Berdasarkan data administrasi pemerintah per tanggal 17 September 2025, luas wilayah Desa Suroyudan adalah 2,45 kilometer persegi (km²). Lahan di desa ini terbagi menjadi dua tipologi utama: lahan basah di area lembah yang dimanfaatkan sebagai sawah, dan lahan kering di perbukitan yang didominasi oleh perkebunan. Secara administratif, Desa Suroyudan berbatasan dengan Desa Gumiwang di sebelah utara, Desa Pucungwetan di sebelah timur, Desa Sempol di sebelah selatan, serta Desa Sukoharjo di sebelah barat. Lansekap desa ini adalah potret dari tanah subur yang berhasil ditaklukkan melalui kerja keras.

Demografi dan Karakter Masyarakat Pejuang

Menurut data kependudukan terbaru dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Desa Suroyudan tercatat sebanyak 3.998 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.632 jiwa per km². Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, dengan spesialisasi pada pertanian padi dan salak.Karakter masyarakat Desa Suroyudan sangat mencerminkan nama desanya. Mereka dikenal sebagai komunitas yang pekerja keras, tidak mudah menyerah, dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Semangat juang ini tidak hanya terlihat di ladang, tetapi juga dalam upaya kolektif membangun desa. Melalui musyawarah dan kerja bakti, berbagai fasilitas umum dan program kemasyarakatan berhasil dijalankan. Solidaritas sosial menjadi senjata utama mereka dalam "perjuangan" meningkatkan taraf hidup dan memajukan desa.

Dua Pilar Pertanian: Pangan dan Kesejahteraan

Struktur pertanian di Desa Suroyudan berdiri kokoh di atas dua pilar yang saling menopang, sebuah strategi cerdas untuk menjamin ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi.Pilar Pertama: Padi untuk Kedaulatan Pangan. Lahan persawahan di lembah-lembah desa didedikasikan sepenuhnya untuk budidaya padi. Hasil dari sawah-sawah ini menjadi fondasi utama yang memastikan seluruh keluarga di desa memiliki cadangan pangan yang cukup. Bagi masyarakat Suroyudan, menanam padi bukan sekadar aktivitas ekonomi, melainkan juga sebuah tugas budaya untuk menjaga keberlangsungan hidup.Pilar Kedua: Salak untuk Kesejahteraan Ekonomi. Lereng-lereng perbukitan diubah menjadi kebun-kebun Salak Pondoh yang produktif. Salak menjadi komoditas andalan yang menghasilkan pendapatan tunai (cash crop) secara signifikan. Hasil penjualan salak inilah yang digunakan warga untuk membiayai pendidikan anak, merenovasi rumah, dan memenuhi kebutuhan sekunder lainnya. Perkebunan salak adalah mesin ekonomi yang mengangkat derajat kesejahteraan desa.

Kelembagaan Lokal Sebagai Medan Perjuangan Baru

Semangat juang masyarakat Suroyudan di era modern disalurkan melalui lembaga-lembaga desa yang aktif. Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi "medan perjuangan" baru bagi masyarakat untuk memperjuangkan nasib ekonomi mereka secara kolektif. Melalui lembaga-lembaga ini, mereka berjuang untuk mendapatkan harga jual yang lebih baik, mengakses teknologi pertanian modern, serta mengembangkan unit-unit usaha produktif.Seperti yang sering dipublikasikan di website desa, BUMDes Suroyudan berperan aktif dalam beberapa unit usaha yang mendukung ekonomi warga, seperti unit simpan pinjam atau unit perdagangan hasil bumi. Kelembagaan yang kuat ini menunjukkan bahwa semangat perjuangan masyarakat Suroyudan telah berevolusi dari perjuangan fisik menjadi perjuangan intelektual dan organisasional untuk mencapai kemajuan bersama.

Penutup: Semangat Juang yang Terus Hidup

Desa Suroyudan adalah sebuah bukti bahwa nama bukan sekadar label, melainkan dapat menjadi sumber spirit yang abadi. Gema heroik "Suroyudan" terus hidup, bukan lagi dalam derap langkah prajurit, melainkan dalam ayunan cangkul para petani dan geliat musyawarah di balai desa. Desa ini mengajarkan sebuah pelajaran berharga bahwa semangat kepahlawanan yang sejati di masa kini adalah perjuangan tanpa henti untuk mengubah tanah yang keras menjadi sumber kehidupan, mengubah tantangan menjadi peluang, dan membangun kemakmuran bersama dari nol. Semangat juang inilah yang akan memastikan Desa Suroyudan terus tumbuh dan menang dalam "perang"-nya melawan kemiskinan dan ketertinggalan.